**Pelatih Catat Kurangnya Fokus Pemain Persik Saat Hadapi Bhayangkara**
Dalam dunia sepak bola, fokus dan konsentrasi pemain menjadi kunci utama untuk meraih hasil maksimal di lapangan. Hal ini kembali dibuktikan saat Persik Kediri menghadapi Bhayangkara FC dalam laga yang berlangsung di Stadion Gelora Djoelita, pekan lalu. Meskipun diharapkan tampil baik dan penuh semangat, pelatih Persik, yang enggan disebutkan namanya, mencatat adanya kurangnya fokus dari para pemainnya selama pertandingan berlangsung.
“Permainan kami sangat jauh dari harapan. Kami tidak menunjukkan disiplin yang seharusnya di lapangan,” ungkap pelatih dalam konferensi pers setelah pertandingan. Kekalahan telak 3-1 dari Bhayangkara FC tersebut mencerminkan banyaknya kesalahan individu maupun kolektif yang terjadi selama laga. Kelemahan ini menjadi sorotan utama, terutama di babak pertama di mana Persik hampir tidak mampu mengendalikan ritme permainan.
Salah satu faktor yang memengaruhi kurangnya fokus pemain adalah ketegangan mental. Banyak pemain dalam skuad Persik mengalami tekanan tinggi, baik dari hasil buruk di pertandingan sebelumnya maupun ekspektasi dari suporter. Pelatih menyatakan bahwa mental pemain harus diperkuat untuk dapat menghadapi situasi seperti ini. “Kami perlu bekerja lebih keras lagi di latihan, dan juga memperbaiki mental pemain agar tidak terpengaruh oleh tekanan eksternal,” tegasnya.
Analisis lebih mendalam juga menunjukkan bahwa banyaknya kesalahan teknis yang terjadi, seperti passing yang tidak akurat dan kurangnya komunikasi antar pemain, menjadi penyebab utama kekalahan tersebut. Pelatih menilai bahwa hal-hal kecil ini sangat berpengaruh pada alur permainan tim. Dia pun menekankan pentingnya kerja sama tim dan komunikasi efektif di lapangan agar dapat meminimalisir kesalahan di masa mendatang.
Selain itu, pelatih juga mengingatkan pihak manajemen untuk lebih memperhatikan aspek psikologis para pemain. Hal ini dikarenakan tekanan yang dirasakan pemain dapat berdampak besar pada performa mereka di lapangan. Di laga-laga yang akan datang, pelatih berencana untuk melakukan pendekatan mental, seperti kegiatan outdoor dan pelatihan ketahanan mental untuk membangun rasa percaya diri tim.
Laga melawan Bhayangkara FC seharusnya menjadi momentum bagi Persik untuk meraih poin sekaligus membangun kembali kepercayaan diri tim. Namun, hasil yang didapat justru menjadi pelajaran berharga. Pelatih berharap bahwa pengalaman pahit ini bisa menjadi pemicu bagi para pemain untuk lebih fokus dalam menghadapi pertandingan-pertandingan selanjutnya.
Dengan perjalanan liga yang masih panjang, tetap optimis dan mampu memperbaiki diri adalah hal yang harus dilakukan oleh skuad Persik. Diharapkan, dengan evaluasi mendalam dan perbaikan dalam hal fokus dan mentalitas pemain, tim dapat bangkit dan menunjukkan performa terbaik mereka di laga-laga selanjutnya. Pertandingan berikutnya menjadi tantangan sebenarnya bagi pelatih dan tim untuk membuktikan bahwa mereka mampu bangkit dari keterpurukan.